Rabu, 10 Juni 2015

Saya bisa....
ya...itu frase yang cocok untuk saya sekarang.
Saya bisa tanpa orang lain, tanpa harus menyusahkan siapa pun dan tanpa bantuan orang lain. Saya bisa melakukan semuanya sendiri tanpa harus merengek meminta bantuan dari siapa pun. Ini yang selalu saya terapkan ke diri sendiri, lakukan segala sesuatu sendiri. jadi selagi masih bisa dikerjakan sendiri, dipecahkan sendiri, diselesaikan sendiri tidak usah minta bantuan oranglain.
Jujur saya masih bergantung pada beberapa orang, namun selalu saya minimalisisr semua itu. Rasanya ingin sekali segera memulai sesuatu yang baru, dipikiran saya sekarang mungkin dengan memulai sesuatu yang baru dapat mengubah smuanya. Tapi dengan sesuatu yang baru tersebut bukan berarti saya akan menggantungkan segala sesuatu pada hal yang baru itu.
Cuma ini yang bisa saya lakukan, terbiasanya semuanya sendiri, simpan semua sendiri, handle semua sendiri, walalupun itu harus penuh peluh dan air mata tapi saya kuat mengahdapi semuanya.
saya bisa...........
Ya Allah segeralah satukan kami dalam sebuah mahligai yang dapat menentramkan kami satu sama lain sehingga kami bisa menyempurnakan separuh agama kami.
Amin..............

Kamis, 04 Juni 2015

Haruskah menyerah???
Haruskah menyalahkan keadaan??
Sepagi ini sudah rempong dengan pikiran yang berseliweran di kepala.
Jawaban atas doa memang tidak selalu datang secepat seperti harapan kita, tapi Allah mempunyai cara untuk memberi jawaban atas doa kita. Menyalahkan diri sendiri, menyalahkan keadaan, apakah perlu itu dilakukan????
Kalau terus bertanya "kenapa" dan "mengapa" tidak akan ada habisnya. 
Belum bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar, orang tua, keluarga, teman........
Ahhhhh..............................
Ampuni ya Allah jiga celotehan pagi ini seperti mengeluh pada keadaan.
I've to be stronger, strong women.............
Semoga Allah selalu melimpahkan berjuta perlindungan untuk orang-orang di sekitar.
Amin.............

Rabu, 27 Mei 2015

Strong

Kalau mendengar kata "strong" suka jadi inget sama lagunya Josh Groban yang judulnya "You rise me up". 
When I am downAnd, oh my soul, so wearyWhen troubles come,And my heart burdened beThen, I am stillAnd wait here in the silenceUntil you comeAnd sit awhile with me
(Chorus)You raise me upSo I can stand on mountainsYou raise me upTo walk on stormy seasI am strongWhen I am on your shouldersYou raise me upTo more than I can be

"when I am on your shoulders", whom shoulders????????

Kali ini edisinya lagi agak down, ahh......perempuan terkadang suka ga jelas perasaan. Apa hal ini cuma saya saja yang mengalami??. Hati ga jelas, ga tentu, ga tenang, pengennya marah-marah terus, gampang tersinggung, pokonya serba nggak jelas. Kalau sedang seperti ini inginnya "crying to shoulder on" tapi shoulder siapa????

Orang yang punya sifat seperti saya, yang terkadang introvertnya sedang aktif-aktifnya, suka jadi bingung sendiri. Ingin bercerita atau semacam curhat malah jadi bingung sendiri harus cerita ke siapa tapi ketika sudah ada yang bersedia dan siap mendengarkan malah saya nya yang nggak bisa berkata-kata, (tetep aja bingung gimana ngomongnya),,ahhh............benar-benar aneh saya ini. 

Akhirnya yang terjadi semua ditelan sendiri dan dibiarkan berlalu begitu saja. 
terkadang saya juga bingung sendiri kenapa saya terbentuk menjadi pribadi yang setengah introvert setengah ekstrovert. Lingkungan dan kebiasaan menjadi salah satu faktor utama mungkin. Saya anak pertama dari 3 bersaudara yang usianya cukup jauh dengan kedua adik, ditambah dengan jarang bergaul dengan lingkungan sekitar, terbiasa hanya mengurusi kepentingan sendiri, jadilah saya menjadi pribadi yang seperti ini. 

"Yah...sudahlah"
"Wios we lah kumaha engke"
"Atos ahhh....pusing"

Kalimat-kalimat seperti itu yang sering keluar ketika menghadapi berbagai hal. 
Sebenarnya saya sendiri sadar sifat seperti ini kurang baik. Semua hal disimpen sendiri, kalau jaman sekolah masih bisa nulis diary tapi sekarang udah males nulisnya. Mungkin sifat seperti ini salah satunya terbentuk karena pernah mengalami satu hal yang membuat saya jadi trauma untuk bercerita kepada orang lain. Membuat saya kurang percaya bercerita pada orang lain, takut orang malah menanggapinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dan yang paling ekstreme adalah saya malah berbalik merasa tertohok karena curhatan saya sendiri. Itu membuat saya merasa trauma untuk bercerita atau berkeluh kesah pada orang lain. 

Satu tempat yang benar-benar membuat saya nyaman karena bisa menumpahkan segala macam isi di hati tanpa saya takut akan merasa kecewa ataupun trauma. 




Semoga Allah selalu memberikan ketenangan hati, kelapangan jiwa, dan ketentraman hati. Setiap masalah pasti ada solusinya tinggal bagaimana kita berusaha untuk menemukan solusi itu. 
Allah ingin melihat saya lebih bersabar, jadi bersabarlah....
Inallaha maana.....la tahzan



Senin, 27 April 2015

Review Buku "Penanaman Akhlak dengan Cerita"

Hari ini mau sedikit review buku yang sudah dua hari ini dibaca. Judul bukunya "Penanaman Akhlak dengan Cerita", pengarangnya Asep Dadang dan Siti Rohaeti terbitan Globalindo Universal Multikreasi. 
Sedikit bercerita, akhir-akhir ini sedang kangen dengan masa dimana masih bisa mencari buku di gramedia, palasari, atau ke toko buku yang lainnya. Ghirah untuk baca sedang muncul jadi pengen baca terus, walaupun harus memaksakan diri untuk meluangkan waktu ataupun mencuri waktu disela semua pekerjaan yang harus dilakukan. Malah beberapa waktu yang lalu punya niat untuk ke Perpustakaan Umum Daerah, tapi sayangnya masih belum ada waktu yang pas untuk bepergian. 

Namun, akhirnya punya solusi yang yang menyenangkan, apakah itu???????????????????
Di sekolah tempat saya ngajar itu ada Pusat Sumber Belajar (atau kami singkat PSB). Disana banyak banget buku yang lumayan recomended untuk dibaca  akhirnya memutuskan untuk baca buku-buku dari PSB saja, walapun lebih banyak koleksi buku non-fiksi dari pada fiksi tapi tak apa yang penting masih bisa menyalurkan hasrat untuk baca. 

Buku yang pertama menarik perhatian adalah buku bersampul hijau dan kuning (harus diceritain juga ini teh warna sampulnya,hehe........). Jadi ceritanya saya masih merasa miskin ilmu temtang cara mendidik anak karena mau atau tidak harus persiapan ilmu mendidik anak sendiri, walaupun saya guru tapi tetap saja mendidik anak sendiri akan sangat berbeda dengan mendidik dan mengajari anak orang lain.

Setelah dibaca, buku ini cukup menarik karena berisikan informasi tentang pentingnya menanamkan akhlak yang baik pada anak. Mungkin jika mendengar kata akhlak kita cendenrung berfikir pada ranah hakiki atau agama, namun akhlak ini mencakup pada semua aspek kehidupan.

Lalu timbul pertanyaan, "Mengapa orang tua harus menanamkan akhlak kepada anak?"
Jawabannya banyak versi tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Anak adalah aset dunia dan akhirat bagi orang tua. Seorang anak akan menjadi pribadi yang berakhlak baik atau buruk tergantung dari cara orang tua mendidiknya.

  • Anak akan menjadi pribadi penyayang jika orang tua mendidiknya dengan kasih sayang
  • Anak akan menjadi pribadi pemarah, jika oran tua mendidiknya dengan kemarahan
  • Anak akan menjadinpribadi pendendam, jika oran tua mendidiknya dengan cara dikerasi
  • Anak akan menjadi orang yang suka memeukul, jika orang tua mendidiknya dengan cara dipukul
  • Anak akan menjadi pribadi yang santun, penyayang, dan berakhlakkul karimah jika orang tuanya mendidik dengan cara santun, penuh kasih sayang dan kelemah lembutan
Disadari atau tidak begitulah anak akan terbentuk. Jadi menjadi tugas berat orang tua untuk memilih formulasi yang tepat untuk mendidik anak. 

Kembali pada topik penanaman akhlak pada anak. Dalam buku ini dijelaskan bahwa menanamkan akhlak pada anak bisa dilakukan dengan bercerita. Cerita yang diberikan pada anak bisa bermacam-macam, namun yang harus diperhatikan adalah konten dari cerita tersebut haruslah mengandung teladan untuk anak. Dengan cerita anak diajak membayangkan atau ikut masuk ke dalam cerita tersebut, tentunya ini akan lebih membekas di pikiran mereka. Hal ini memang benar karena cara mendidik anak yang paling utama kepada anak adalah dengan memberikan teladan atau contoh. 

Ada beberapa ungkapan yang ada di kalangan orang tua, 
"mana mungkin anaknya rajin sholat kalau oran tuanya tidak rajin sholat"
"mana mungkin anak rajin mengaji jika orang tuanya tidak senang mengaji"
'mana mungkin anak akan senang membaca jika orang tuanya pun tidak gemar membaca"
mana mungkin anak berakhlak baik jika orang tua pun tidak berprilaku, bertutur kata, dan berakhlak baik"

Beberapa ungkapan di atas memang benar adanya, anak akan menjadi pribadi seperti layaknya orang tua. Ahhh......hal ini membuat saya jadi merasa sangat miskin ilmu dan miskin kemampuan, lalu timbul berbagai pertanyaan dalam pikiran saya, bisakah saya???mampukah saya??? -_-

Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa mendidik anak sebaiknya dengan cara lemah lembut dan penuh kasih sayang. Orang tua hendaknya bertutur kata halus kepada anak. Pilihkan kalimat-kalimat yang positif ketika berbicara kepada anak. Begitupun ketika anak melakukan kesalahan. Orang tua berhak marah kepada anak tapi haruslah pintar memilih cara marah dan ucapan kepada anak. Marahlah dengan santun yang tidak menghakimi anak sehingga anak tidak merasa tersudut karena kesalahannya. Pilihlah kalimat-kalimat yang lebih positif sehingga anak menyadari kesalahnya, tahu bahwa perbuatan yang dilakukkanya salah dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. 

Sungguh isi buku ini membuat saya merenung panjang tentang cara mendidik anak. Saya akan menjadi seorang ibu. Ada sebuah hadist yang menjelaskan "Al ummu madrosatun Ulla Ibu adalah sekolah pertama bagi anak". Sudah siapkah saya????sudah sebanyak apa ilmu saya untuk diajarkan kepada anak saya nanti???. Semoga Allah selalu mengingatkan saya agar terus memperbaiki diri dan memperbanyak ilmu, Amin......

Kurang lebih itulah isi dari buku yang terkahir saya baca, mudah-mudahan akan bermanfaat khususnya untuk saya sendiri. Ada buku lain yang sedang saya baca sekarang, semoga setelah selesai bisa sedikit review lagi. 


Rabu, 15 April 2015

Menulis lagi

Holla.............
Senangnya bisa posting lagi setelah sekian lama aku menunggu (kayak lagu yah......hehehe), tidak ada yang ditunggu juga sepertinya hanya saja agak malas untuk meluangkan waktu untuk sedikit ketik mengetik. 

Wahhhh....sedang banyak ide di kepala ini sampai bingung mau nulis apa. Sebenarnya nulis seperti ini jadi hobi ketika masih sekolah dulu, tapi sekarang karena alasan kesibukan jadi agak males-malesan. Saya sadar sihhh......kalau punya potensi di bidang ini tapi masih terlalu banyak kata "TAPI" di otak dan di mulut, alhasil ya beginilah bakat kalah oleh rasa males yang menggunung.......(lebay sikit lah....).

Dari sejak terakhir posting di Blog banyak banget yang dialami. Pengen banget langsung ditumpahkan disini, mulai dari seneng, sedih, kecewa, marah, dan kawan-kawannya. Contohnya ketika Mamah terkena serangan Stroke ringan yang membuat kami sekeluarga panik bukan main, sampai akhirnya saya jarang melakukan kegiatan ataupun hal-hal yang biasa dilakukan sebelumnya. Hal utama adalah mengawasi dan mengurus Mamah, peran mamah saya gantikan. Hampir semua hal menyangkut rumah tangga saya yang handle Kegiatan saya hanya kerja dan rumah, pulang dari ngajar langsung ke rumah. Memang sesekali saja melakukan kegiatan yang sebelumnya biasa dilakukan tapi frekuensinya semakin jarang. 

Tapi sekarang Mamah sudah lumayan sehat jadi bisa lebih leluasa bepergian termasuk menulis lagi di blog (ahhh.......senangnya ^_^). 

Senang, sedih, kecewa, gagal, marah sudah dilewati termasuk 1 hal yang penting, yaitu ketemu orang baru (hahahahaha.....penting ya...untuk dibahas disini). 
Segala sesuatu memang berawal dari niat dan tekad supaya tetap istiqomah dan mudah-mudahan bisa keep this spirit. 

HARUS LEBIH BANYAK BACA SUPAYA NGGAK KUPER LAGI DAN KETINGGALAN INFORMASI. 
HARUS LEBIH SERING NULIS SUPAYA POTENSINYA BISA BERKEMBANG DAN TIDAK KUULEUN (Bahasa saya ko aneh begini yah............).

Baiklah starting tomorrow I'll posting regularly, Hopefully..................... ^_^


This is my story  Actually this is not a right way or the right flatform for me to tell everything I feel now.  Semua berawal dari kisah say...