Senin, 27 April 2015

Review Buku "Penanaman Akhlak dengan Cerita"

Hari ini mau sedikit review buku yang sudah dua hari ini dibaca. Judul bukunya "Penanaman Akhlak dengan Cerita", pengarangnya Asep Dadang dan Siti Rohaeti terbitan Globalindo Universal Multikreasi. 
Sedikit bercerita, akhir-akhir ini sedang kangen dengan masa dimana masih bisa mencari buku di gramedia, palasari, atau ke toko buku yang lainnya. Ghirah untuk baca sedang muncul jadi pengen baca terus, walaupun harus memaksakan diri untuk meluangkan waktu ataupun mencuri waktu disela semua pekerjaan yang harus dilakukan. Malah beberapa waktu yang lalu punya niat untuk ke Perpustakaan Umum Daerah, tapi sayangnya masih belum ada waktu yang pas untuk bepergian. 

Namun, akhirnya punya solusi yang yang menyenangkan, apakah itu???????????????????
Di sekolah tempat saya ngajar itu ada Pusat Sumber Belajar (atau kami singkat PSB). Disana banyak banget buku yang lumayan recomended untuk dibaca  akhirnya memutuskan untuk baca buku-buku dari PSB saja, walapun lebih banyak koleksi buku non-fiksi dari pada fiksi tapi tak apa yang penting masih bisa menyalurkan hasrat untuk baca. 

Buku yang pertama menarik perhatian adalah buku bersampul hijau dan kuning (harus diceritain juga ini teh warna sampulnya,hehe........). Jadi ceritanya saya masih merasa miskin ilmu temtang cara mendidik anak karena mau atau tidak harus persiapan ilmu mendidik anak sendiri, walaupun saya guru tapi tetap saja mendidik anak sendiri akan sangat berbeda dengan mendidik dan mengajari anak orang lain.

Setelah dibaca, buku ini cukup menarik karena berisikan informasi tentang pentingnya menanamkan akhlak yang baik pada anak. Mungkin jika mendengar kata akhlak kita cendenrung berfikir pada ranah hakiki atau agama, namun akhlak ini mencakup pada semua aspek kehidupan.

Lalu timbul pertanyaan, "Mengapa orang tua harus menanamkan akhlak kepada anak?"
Jawabannya banyak versi tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Anak adalah aset dunia dan akhirat bagi orang tua. Seorang anak akan menjadi pribadi yang berakhlak baik atau buruk tergantung dari cara orang tua mendidiknya.

  • Anak akan menjadi pribadi penyayang jika orang tua mendidiknya dengan kasih sayang
  • Anak akan menjadi pribadi pemarah, jika oran tua mendidiknya dengan kemarahan
  • Anak akan menjadinpribadi pendendam, jika oran tua mendidiknya dengan cara dikerasi
  • Anak akan menjadi orang yang suka memeukul, jika orang tua mendidiknya dengan cara dipukul
  • Anak akan menjadi pribadi yang santun, penyayang, dan berakhlakkul karimah jika orang tuanya mendidik dengan cara santun, penuh kasih sayang dan kelemah lembutan
Disadari atau tidak begitulah anak akan terbentuk. Jadi menjadi tugas berat orang tua untuk memilih formulasi yang tepat untuk mendidik anak. 

Kembali pada topik penanaman akhlak pada anak. Dalam buku ini dijelaskan bahwa menanamkan akhlak pada anak bisa dilakukan dengan bercerita. Cerita yang diberikan pada anak bisa bermacam-macam, namun yang harus diperhatikan adalah konten dari cerita tersebut haruslah mengandung teladan untuk anak. Dengan cerita anak diajak membayangkan atau ikut masuk ke dalam cerita tersebut, tentunya ini akan lebih membekas di pikiran mereka. Hal ini memang benar karena cara mendidik anak yang paling utama kepada anak adalah dengan memberikan teladan atau contoh. 

Ada beberapa ungkapan yang ada di kalangan orang tua, 
"mana mungkin anaknya rajin sholat kalau oran tuanya tidak rajin sholat"
"mana mungkin anak rajin mengaji jika orang tuanya tidak senang mengaji"
'mana mungkin anak akan senang membaca jika orang tuanya pun tidak gemar membaca"
mana mungkin anak berakhlak baik jika orang tua pun tidak berprilaku, bertutur kata, dan berakhlak baik"

Beberapa ungkapan di atas memang benar adanya, anak akan menjadi pribadi seperti layaknya orang tua. Ahhh......hal ini membuat saya jadi merasa sangat miskin ilmu dan miskin kemampuan, lalu timbul berbagai pertanyaan dalam pikiran saya, bisakah saya???mampukah saya??? -_-

Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa mendidik anak sebaiknya dengan cara lemah lembut dan penuh kasih sayang. Orang tua hendaknya bertutur kata halus kepada anak. Pilihkan kalimat-kalimat yang positif ketika berbicara kepada anak. Begitupun ketika anak melakukan kesalahan. Orang tua berhak marah kepada anak tapi haruslah pintar memilih cara marah dan ucapan kepada anak. Marahlah dengan santun yang tidak menghakimi anak sehingga anak tidak merasa tersudut karena kesalahannya. Pilihlah kalimat-kalimat yang lebih positif sehingga anak menyadari kesalahnya, tahu bahwa perbuatan yang dilakukkanya salah dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. 

Sungguh isi buku ini membuat saya merenung panjang tentang cara mendidik anak. Saya akan menjadi seorang ibu. Ada sebuah hadist yang menjelaskan "Al ummu madrosatun Ulla Ibu adalah sekolah pertama bagi anak". Sudah siapkah saya????sudah sebanyak apa ilmu saya untuk diajarkan kepada anak saya nanti???. Semoga Allah selalu mengingatkan saya agar terus memperbaiki diri dan memperbanyak ilmu, Amin......

Kurang lebih itulah isi dari buku yang terkahir saya baca, mudah-mudahan akan bermanfaat khususnya untuk saya sendiri. Ada buku lain yang sedang saya baca sekarang, semoga setelah selesai bisa sedikit review lagi. 


Rabu, 15 April 2015

Menulis lagi

Holla.............
Senangnya bisa posting lagi setelah sekian lama aku menunggu (kayak lagu yah......hehehe), tidak ada yang ditunggu juga sepertinya hanya saja agak malas untuk meluangkan waktu untuk sedikit ketik mengetik. 

Wahhhh....sedang banyak ide di kepala ini sampai bingung mau nulis apa. Sebenarnya nulis seperti ini jadi hobi ketika masih sekolah dulu, tapi sekarang karena alasan kesibukan jadi agak males-malesan. Saya sadar sihhh......kalau punya potensi di bidang ini tapi masih terlalu banyak kata "TAPI" di otak dan di mulut, alhasil ya beginilah bakat kalah oleh rasa males yang menggunung.......(lebay sikit lah....).

Dari sejak terakhir posting di Blog banyak banget yang dialami. Pengen banget langsung ditumpahkan disini, mulai dari seneng, sedih, kecewa, marah, dan kawan-kawannya. Contohnya ketika Mamah terkena serangan Stroke ringan yang membuat kami sekeluarga panik bukan main, sampai akhirnya saya jarang melakukan kegiatan ataupun hal-hal yang biasa dilakukan sebelumnya. Hal utama adalah mengawasi dan mengurus Mamah, peran mamah saya gantikan. Hampir semua hal menyangkut rumah tangga saya yang handle Kegiatan saya hanya kerja dan rumah, pulang dari ngajar langsung ke rumah. Memang sesekali saja melakukan kegiatan yang sebelumnya biasa dilakukan tapi frekuensinya semakin jarang. 

Tapi sekarang Mamah sudah lumayan sehat jadi bisa lebih leluasa bepergian termasuk menulis lagi di blog (ahhh.......senangnya ^_^). 

Senang, sedih, kecewa, gagal, marah sudah dilewati termasuk 1 hal yang penting, yaitu ketemu orang baru (hahahahaha.....penting ya...untuk dibahas disini). 
Segala sesuatu memang berawal dari niat dan tekad supaya tetap istiqomah dan mudah-mudahan bisa keep this spirit. 

HARUS LEBIH BANYAK BACA SUPAYA NGGAK KUPER LAGI DAN KETINGGALAN INFORMASI. 
HARUS LEBIH SERING NULIS SUPAYA POTENSINYA BISA BERKEMBANG DAN TIDAK KUULEUN (Bahasa saya ko aneh begini yah............).

Baiklah starting tomorrow I'll posting regularly, Hopefully..................... ^_^


This is my story  Actually this is not a right way or the right flatform for me to tell everything I feel now.  Semua berawal dari kisah say...